JTMofficial

By'Aikoizaqi


 Lappa Laona terletak di wilayah dataran tinggi, tepatnya di Desa Harapan, Kecamatan Tanete Riaja, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Posisinya sekitar 100 kilometer dari Kota Makassar atau kurang lebih 3 jam waktu tempuh menggunakan mobil atau sepeda motor.

Perjalanan menuju wisata alam yang dikenal dengan nama negeri di atas awan ini perlu kehati-hatian ekstra karena jalurnya cukup terjal dan berkelok. Meskipun demikan, sejumlah pemandangan indah seperti hamparan padang rumput dan hutan pinus akan menyapa dan memanjakan mata wisatawan selama melintasi jalur. Tak hanya itu, keramahan masyarakat desa juga senantiasa akan memberikan salam dan melemparkan senyum ketika berpapasan di tengah perjalanan.

Setelah tiba di lokasi, wisatawan akan menyaksikan pemandangan alam yang eksotis dan juga disambut udara pegunungan yang dijamin segar. Lappa Laona menyediakan berbagai macam wahana seperti spot foto dengan tema yang bervariasi, gazebo, mountain bike park, area camping, hingga flying fox yang panjangnya mencapai 270 meter.

Tak hanya itu, salah satu ciri khas Lappa Laona adalah adanya sejumlah cottage atau pondok-pondok unik berbentuk segitiga yang dibangun secara berbaris di perbukitan Lappa Laona.


Karena kandungan belerang dan zat kimia berguna lainnya, air panas ini memiliki khasiat media. Sumber air panas di kawasan wisata Lejja disebut memiliki khasiat untuk mengobati penyakit rematik dan gatal-gatal.

Destinasi ini juga memiliki empat kolam yang bisa digunakan pengunjung untuk berendam maupun berenang dengan kedalaman dan suhu air berbeda-beda.

Selain berendam, tempat wisata ini juga bisa dijadikan spot keren hunting foto bertema alam. Berjalan menyusuri jalan setapak di sebelah kolam, pengunjung akan menemukan sebuah sungai kecil yang berasal dari sumber mata air panas. Saking panasnya, terkadang ada yang coba merebus telur di sini.

Jika sedang beruntung, wisatawan juga bisa menemukan monyet-monyet sedang berkeliaran di sekitar mata air. Meski jadi pemandangan menarik, harap tetap berhati-hati dan jangan sembarangan memberi makan hewan.

Kisah Mistis Air Panas Lejja

Seperti halnya lokasi air panas di daerah lain, Pemandian air panas Lejja juga terlepas dari kisah mistis yang melingkupi.

Muda-mudi yang berkunjung ke pemandian air panas lejja, banyak yang datang bersama pacar ke sumur jodoh dan pohon jodoh. Konon pepohonan dan sumur pemandian itu adalah lokasi mengikatkan janji perjodohan.

Mereka menggantung botol plastik atau kaleng berisi air di pepohonan untuk dijadikan simbol pengharapan agar niat terkabul serta menghampiri sumur jodoh. Mirip dengan tradisi memasang gembok di Jembatan Paris.

Di sebelah kiri sumber air panas terdapat satu bangunan kecil berukuran tinggi enam meter dan lebar sekitar empat meter persegi. Di dalamnya terdapat ranjang kecil berukuran sekitar satu meter persegi dengan kelambu berwarna merah.

Bangunan tersebut biasa digunakan pengunjung melepas nazar dengan menyerahkan sesajen berupa telur ayam kampung, daging kambing atau sapi yang sudah matang.

Konon, kelestarian kawasan ini dijaga oleh makhluk gaib. Karena itu para pengunjung terutama remaja yang bersikap tidak hormat bisa sampai kesurupan.

Dengan berbagai hal mistis yang menyelimuti, pengunjung yang paham biasanya ijin dahulu pada ghaib di tempat ini sebelum beraktivitas.

Lokasi Pemandian Air Panas Lejja

Pemandian Air Panas Lejja berada di Desa Bulue, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan.

Terletak di kawasan hutan lindung, diapit bebukitan dengan panorama alam indah. Berjarak sekitar 44 Km sebelah Utara Kota Watansoppeng dan sekitar 14 Km dari ibukota Kecamatan Marioriawa.


Di kawasan wisata Malino sendiri, terdapat hutan wisata, berupa pohon pinus yang tinggi berjejer di antara bukit dan lembah. Jalan menanjak dan berkelok-kelok dengan melintasi deretan pegunungan dan lembah yang indah bak lukisan alam, akan mengantarkan Anda ke kota Malino. Kawasan tersebut terkenal sebagai kawasan rekreasi dan wisata sejak zaman penjajahan Belanda.

Malino memiliki gunung-gunung yang sangat kaya dengan pemandangan batu gamping dan pinus. Berbagai jenis tanaman tropis yang indah,tumbuh dan berkembang di kota yang dingin ini. Selain itu, Malino pun menghasilkan buah-buahan dan sayuran khas yang tumbuh di lereng gunung Bawakaraeng. Sebagian masyarakat Sulawesi Selatan masih mengkulturkan gunung itu sebagai tempat suci dan keramat. Suhu di kota Malino ini mulai dari 10 °C sampai 26 °C. dan ketika musim hujan, berhati hati sedang berkendara karena, kota ini sering berkabut dan jarak pandangnya 100meter saja.

Perjalanan dari kota Makassar menuju daerah ini memakan waktu sekitar 2 jam. Wisata air terjun seribu tangga, air terjun TakapalaKebun Teh NittohLembah Biru, bungker peninggalan Jepang, dan Gunung Bawakaraeng menjadi ciri khas kota Malino. Oleh-oleh khas daerah ini adalah buah Markisa ,dodol ketanTenteng Malinoapelwajik, dll. Malino juga menjadi daerah penghasil beras bagi wilayah Sulawesi Selatan.

Previous PostPostingan Lama Beranda